Ticker

6/recent/ticker-posts

Syaikh Abdul Aziz al-Syahawi Kunjungan Ke Indonesia Timur "Bermadzhab Sesuai Ajaran Islam Yang Bisa Dipertanggungjawabkan Dan Aplikatif"

Aswajabuleleng | Lombok 

الفوائد اللمبوكية والفوائح الشهاوية المجدية 

في تلخيص ما يستفاد من دروس العلامة الشيخ عبد العزيز الشهاوي والدكتور زين المجدي (بجزيرة لمبوك)


Beberapa Point Catatan Penting dari Halaqah Ilmiah Syaikh Abdul Aziz al-Syahawi dan TGB Zainul Majdi selama di Lombok (15-16 Juli 2022)


1. Kitab suci al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW adalah sumber rujukan paling utama dalam agama Islam. Keduanya saling melengkapi antar satu sama lain. Hadits adalah sumber hukum sekaligus penjelasan (tafsir) atas al-Quran. Untuk dapat memahami kandungan pesan dalam teks-teks al-Qur'an, diperlukan ilmu tafsir atasnya.


لا نستطيع أن نفهم القرآن بدون معرفة الحديث والسنة النبوية.


2. Nabi Muhammad SAW memiliki otoritas untuk membuat dan menetapkan sebuah hukum. 


3. Madzhab adalah metode dalam memahami dan menjalankan ajaran agama Islam, yang paling dapat dipertanggungjawabkan baik secara naqli, aqli dan tarikhi.


Secara naqli, bermadzhab jelas bersumber dari dan bersandar kepada al-Quran dan Sunnah. 


Secara aqli, bermadzhab jelas bersandar kepada metodologi perumusan hukum yang sahih, yang bersandar kepada ijma, qiyas, maslahah musrsalah, dan juga maqashid syari'ah. Dengan bermadzhab, menjadikan hukum agama Islam valid bagi setiap ruang dan masa (صالح لكل مكان وزمان) sekaligus aplikatif dengan cita humanisme dalam kehidupan (مقاصد الحياة).


Secara tarikhi, metode bermadzhab juga telah teruji dan terbukti sepanjang ratusan tahun sejarah peradaban Islam, sejak abad ke-2 Hijriyah hingga abad sekarang ini (15 Hijriyah). 

Syaikh Abdul Aziz al-Syahawi

4. Madzhab yang paling teruji dalam bentangan sejarah panjang peradaban Islam adalah "Ahlus Sunnah wal Jama'ah". Madzhab ini terafiliasi dengan konsep pemahaman Imam al-Asy'ari dan al-Maturidi dalam aqidah (teologi), dengan Imam Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali dalam syariah (yurisprudensi) dan dengan Imam Junaid al-Baghdadi, al-Ghazali dan al-Syadzili dalam etika (akhlak).


5. Perbedaan pandangan atau pendapat yang terjadi di antara kalangan ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah, khususnya dalam masalah-masalah furu'iyyah, lebih bersifat rahmat, saling memperkaya khazanah, dan tidak untuk saling dipertentangkan antar satu sama lain. 


(الاختلاف الحاصل بين العلماء السنيين هو اختلاف التنوع وليس اختلاف التضاد)


Contoh dari perbedaan tersebut misalnya dalam ranah hukum fikih, juga dalam qira'at al-Quran.


6. Mempelajari dan memiliki pengetahuan terhadap dasar-dasar agama Islam, khususnya hal-hal yang terkait dengan pokok-pokok keyakinan, tata cara beribadah, dan akhlak yang luhur; jauh lebih penting dan menjadi prioritas utama bagi seorang Muslim, sebelum ia mempelajari dan berbicara akan hal-hal yang bersifat teknis.


Bagaimana mungkin kita akan mempercayai sebuah kelompok yang kajian-kajiannya selalu sarat muatan politik, membawa-bawa slogan penegakkan syariat, khilafah dlsb; sementara untuk hal-hal yang bekaitan dengan hukum air dan bersuci saja mereka bodoh dan tidak memiliki kapasitas.


7. Terkait tafsiran atas ayat

(ادخلوا في السلم كافة)

Kata (السلم) dapat memiliki dua arti, yaitu:

(a) al-silm bermakna agama Islam serta hubungan antara hamba dengan Rabbnya. 

(b) al-silm bermakna perdamaian dan persaudaraan. 

Terkait persaudaraan (الأخوة), terdapat konsep persaudaraan antar sesama Muslim (أخوة إسلامية) dan juga pesaudaraan antar sesama warga negara (أخوة وطنية)


Kita memerlukan kebijaksanaan, kelapangan dada, kedalaman pengetahuan dan keluasan pengalaman untuk dapat menerima perbedaan yang ada di negara kita.


انشراح الصدر في مواجهة الاختلاف


8. Pentingnya sanad dalam tradisi keilmuan dan peradaban Islam. Karena sanad (mata rantai keilmuan yang valid dan otoritatif) adalah sesuatu yang membedakan tradisi keilmuan agama Islam dengan yang lainnya.


Sanad juga adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban ilmiah atas apa yang kita ucapkan, kita lakukan dan kita ajarkan dari ilmu-ilmu agama kita.


Sanad keilmuan ulama-ulama Al-Azhar di Mesir memiliki ketersambungan dan keterhubungan dengan ulama-ulama di Nusantara. 


Misalnya, sanad keilmuan Syaikh Abdul Aziz al-Syahawi sebagai ulama Al-Azhar Mesir tersambung pula dengan sanad keilmuan Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari sang pendiri NU di Jawa dan TGKH. Zainuddin Abul Majid sang pendiri NW di Lombok. Mereka dipertemukan melalui jalur Syaikh Ibrahim al-Bajuri (w. 1860), Grand Syaikh Al-Azhar pada zamannya yang memiliki sejumlah murid asal Nusantara. 


Syaikh Ibrahim al-Bajuri memiliki murid Syaikh Nawawi Banten, lalu memiliki murid Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy'ari.


Syaikh Ibrahim al-Bajuri juga memiliki murid Syaikh Umar al-Syabrawi, lalu memiliki murid Syaikh Abdul Majid al-Syahawi (kakek Syaikh Abdul Aziz al-Syahawi).


Syaikh Ibrahim al-Bajuri juga memiliki murid Syaikh Muhammad b. Ibrahim al-Arabi, lalu memiliki murid Syaikh Hasan Masyath Makkah, lalu memiliki murid TGKH. Zainuddin Abdul Majid Lombok.


9. Dalam koridor sanad ini ada dua aspek didaktik yang tak bisa dilepaskan, yaitu proses tarbiyyah, ta'lim wa ta'llum; serta sosok guru yang dapat membimbing dan mentarbiyyah kita. 


Dalam sejarah tradisi keilmuan Islam, proses tarbiyyah, ta'lim wa ta'allum bukan hanya serangkaian proses transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga proses penempaan budi pekerti dan akhlak mulia. 


Dalam proses tersebut, sorang murid tidak hanya akan mendapatkan wawasan pengetahuan semata dari gurunya, tetapi juga ia akan mendapatkan inspirasi, bimbingan dan cermin yang ideal dari keluhuran akhlak : semisal ikhlash, wara', tawadhu', qana'ah, ridha, dan lain sebagainya.


التربية والتعليم والتعلم ليست فقط عملية نقل المعلومات في العقل ولكن أيضا نقل وظيفة القلب الزكي


Seorang murid tidak hanya terbuka wawasan intelektualnya, tetapi juga dapat terbuka bashiroh dan mata hatinya. 


Kesemua itu akan didapati ketika seorang murid belajar kepada guru yang sejati, yang bersanad jelas, dan dilalui dalam proses "talaqqi".


إنما العلم بالتلقي


10. Hendaklah kita senantiasa memperhatikan dan membersihkan hati kita, karena di sanalah sumber kebahagiaan sejati dalam kehidupan baik di dunia atau di akhirat. 


طهر باطنك قبل أن تطهر ظاهرك

(Sucikanlah batinmu, selain engkau senantisa membersihkan zahir/jasadmu)


Wallahu A'lam

Ditulis di atas pesawat dalam perjalanan Lombok - Surabaya
Ahad, 17 Dzulhijjah 1443 Hijriyah
Alfaqir A. Ginanjar Sya'ban

Editor : aly_ms

Post a Comment

0 Comments