Ticker

6/recent/ticker-posts

CEGAH KEKERASAN PADA SATUAN PENDIDIKAN, KPAI AJAK GURU MENJADI PELOPOR RAMAH ANAK

Aswajabuleleng |Lombok Tengah, 21 Maret 2023. Kekerasan pada satuan pendidikan semakin memperihatinkan. Tahun 2022, KPAI mencatat terdapat 126 kasus, hingga maret 2023 sudah tercatat 11 kasus. Data tersebut, berdasarkan pengaduan yang masuk ke KPAI, dan pastinya masih banyak lagi kasus kekerasan anak pada satuan pendidikan yang tidak masuk dalam aduan. Kondisi tersebut perlu disikapi serius oleh semua pihak, terutama oleh guru dengan memposisikan diri sebagai pelopor Ramah Anak. 

Pergunu lombok tengah bersama Komisioner KPAI Aris Adi Leksono

Kondisi dan ajakan tersebut disampaikan Komisioner KPAI, Aris Adi Leksono saat menjadi narasumber Seminar Nasional cegah kekerasan pada satuan pendidikan, di Aula Utama Bupati Lombok Tengah, NTB. "kondisi pendidikan kita tidak semua baik-baik saja, masih saja terjadi praktik kekerasan pada satuan pendidikan. Data kekerasan pada satuan pendidikan akhir-akhir ini cukup memperihatinkan, baik terjadi di sekolah, madrasah dan pondok pesantren. Maka penting setiap guru/ustadz menjadi pelopor pendidikan ramah anak. 

Lebih lanjut, Aris menyatakan bahwa guru memiliki peran strategis untuk mencegah kekerasan pada satuan pendidikan. Karena guru memiliki ikatan emotional yang kuat dengan peserta didik. sehingga nasehat, bimbingan, dan teladan guru akan sangat mempengaruhi karakter baik peserta didik. Maka sudah seharusnya guru menjadi garda terdepan dalam pencegahan kekerasan pada anak di satuan pendidikan, dengan mewujudkan lingkungan pendidikan ramah anak. 

Aris menegaskan, pendidikan ramah anak harus masif diterapkan pada semua institusi pendidikan, bukan sekedar kebijakan, tapi harus terwujud dalam budaya satuan pendidikan. Semua warga pendidikan memiliki kesadaran untuk berperan aktif melindungi peserta didik dari paraktik tiga dosa besar pendidikan. Guru harus memiliki kemampuan untuk mengenali secara detail perkembangan peserta didik. Jika dilihat lebih awal penyimpangan prilaku, maka bisa dibimbing dan dicegah. Dalam mendukung upaya preventif ini, guru harus dibekali kemampuan bimbingan konseling. 

Selain mengasah kompetensi guru untuk mengenali prilaku peserta didik dan upaya penanganannya, menurut Aris, saat penting untuk dimasifkan pelatihan konvensi hak anak dan pelatihan guru sekolah ramah anak. Sehingga akan tumpuh kesadaran gerakan bersama melindungi anak Indonesia. 

Kegiatan seminar mencegah kekerasan di satuan pendidikan ini dihadiri, Bupati Lombok Tengah, Lalu Patkhul Bahri, S.IP, Ketua PW Pergunu NTB, Dr. Baiq Mulyana, M.Pd, Sekretaris PW Pergunu NTB, Hadi Wijaya, M.Pd, Ketua PC Pergunu Lombok Tengah, Drs. H. Muliawan, sejumlah tokoh agama, serta lebih dari 1000 Guru.


Sumber : M. Sahlan
Editor : Aly Mas'ud

Post a Comment

0 Comments